“Ya Allah, Aku Mau Jajan Seaweed”

Santuyy cuyy!!

Kemarin magrib, karena dapat macet di jalan pulang akhirnya Buya putuskan singgah di masjid. Humaira ikut saya ke tempat perempuan. Setelah wudhu, kami berdua masuk ke masjid dan ikut imam untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah.

Setelah selesai sholat, saya mengajaknya berdzikir. Kebiasaan saya, memakai tangan kanannya sebagai tasbih sambil membisikkan dzikir di telinganya. Dalam hati saya berdoa, semoga tangan inilah yg nanti jadi saksi saya mengajarinya berdzikir menyebut nama Allah.

Waktu berdoa, saya bilang ke Huma, “Ayo nak berdoa. Minta sama Allah apa yg kamu mau”.

Dia mulai berdoa, “Ya Allah, aku mau masuk surga sama umi sama Buyaku”.

Continue reading

Jika Anakku Dipukul Temannya

Saat Humaira mulai bersosialisasi dan memang sudah di usia yang seharusnya ia keluar dan bermain dengan linkungannya, ada yang mengganjal di hatiku. “Bagaimana jika di tempatnya bermain, ia dipukul bahkan dibully oleh teman-temannya?”

Aku tahu semua ibu pasti punya naluri yang sama pada anaknya ketika akan melepaskan anaknya bersama temannya bermain. Hingga aku sadar, bahwa memukul teman adalah satu perbuatan salah yang tidak boleh dibenarkan atas alasan apapun. Memukul, berapapun usianya, maka perbuatannya harus disalahkan.

Continue reading

Bekal Buat Suami

Semalam waktu aku gopoh pas Buya bilang besok akan masuk kerja (dan dia mau bawa bekal), gak sengaja ndilalah di timeline-ku kebaca tentang cuitan thread yang lagi rame. FYI buat yang belum tahu, tweet yang sedang kubicarakan ini tentang seorang istri yang rajin bikin bekal buat suaminya, lalu dibully nitizen yang merasa bahwa itu adalah salah satu ‘perbudakan’ dalam rumah tangga. Hehe

“A happy house wife anj**g. We shouldn’t threated a man like that”

“Bayangin lo buat masakan buat swamik lo sebegitu wow nya masakan ampe sekali buat bekel 200 rebu abis itu 3 bulan kemudian dia slengki wow”

“I don’t think anybody should be this nice to a man”

“Harus banget apa bekal buat suami, suami bekelin istri gaada gitu sigh

“Agree. Like being loyal to em for what? Useless”

Sabar.. Sabar.. Kita seloww aja ya, buk?!
Tarik napas duluuu 😁

Continue reading

My Pillow Talk

Pillow Talk

Dulu, sebelum aku punya suami sudah berangan akan selalu punya waktu untuk ritual penting yang sekarang aku tahu namanya: pillow talk, atau pembicaraan sebelum tidur. Meski gak harus rutin setiap hari, pillow talk ini mesti berkualitas dan berbobot. Bahkan beberapa kali dari pillow talk, kami bahkan jadi gak bisa tidur karena mengobrolkan hal yang bermisi penting, berangan tinggi, jauh ke depan dan menyulut semangat lalu masing-masing kami menuju pojok monitor tempat kerja kami karena penasaran.wkwkwk

Aku dan dia suka mengobrolkan hal-hal prinsip dan yang aku tahu dia adalah pendengar yang baik. Tentu saja kami hanya bisa melakukan ritual macam ini kalau Humaira sudah tidur, dan sejak saat itu kami semua mengatur pembicaraan dalam mode senyap. Ya bisik-bisik. Can you imagine that? Continue reading

Keluarga Baik

Keluarga BaikPerjalananku ke Bangkok kemarin sangat berkesan bagiku. Selain karena saya solo travelling, saya harus manut pada schedule yang sudah saya ajukan sendiri pada beasiswa yang membiayai saya kesana. Itinerary cuma boleh meleset tipis-tipis dari yang seharusnya sehingga delay tidak boleh terlalu lama.

Perjalanan waktu itu tidak akan pernah aku lupakan karena baru pertama kalinya aku naik pesawat sampai tiga kali melewati dua negara dalam kurang dari 12 jam seorang diri. Bahkan sampai sekarang pun, aku rasanya tidak percaya berhasil melewatinya.

Sebelum berangkat, aku sudah menyiapkan diriku bahwa harus ada oleh-oleh pembelajaran yang aku bawa pulang. Perjalanan pulang, aku dari Suvarnabhumi ke Changi ada delay beberapa menit. Mencoba rileks dan duduk di ruang tunggu. Terdengar cerita dari bahasa yang medok dan Jawa banget. Fix, aku akan sok dekat dengan rombongan keluarga itu supaya ada teman yang bisa minimal saya jelas paham dia dari Indonesia. Continue reading

Malaysia Atau Thailand?

Berhubung saya baru mengeksplor dua negara itu, jadi saya hanya bisa membandingkan keduanya. Ada beberapa hal yang menjadi perbandingan yang layak untuk jadi bahan rujukan buat kamu yang akan travelling ke negara tetangga.

Bhaiklah, satu-satu ya!

Kenyamanan Bandara

Kalau dari segi bandara, kebetulan saya kemarin naik maskapai plat merah (hehe..shhombong amat!) jadi mendarat di Bangkok di Suvarnabhumi. Bandaranya kayak gini, artistik banget. Kalau dibandingkan dengan KLIA 1, masih kerenan Suvarnabhumi menurutku. Plus, mungkin berhubung Suvarnabhumi ini related sama KLIA 1 jadi tidak terlalu crowded. Soal pelayanan, Suvarnabhumi menang banyak.

Suvarnabhumi airport, Bangkok

Suvarnaabhumi airport, BKK

Kalau KLIA 2 lebih mirip dengan mall besar yang di lantai dasarnya dihubungkan dengan berbagai moda transportasi. Mau nginep di KLIA 2 juga lebih nyaman karena banyak tempat ngemper untuk para backpacker hemat kayak saya. Soalnya sudah pernah ngrasain ngemper dua malam di KLIA 2. Pengalamannya bisa baca di Tips Jalan-Jalan Ke Luar Negeri Untuk Newbie. Continue reading

Sesederhana Cita-Cita

Screenshot_20200331_001605

Adik bungsu saya, yang sekarang sudah kelas empat SD, agak beda dari kami tiga bersaudara. Kalau kata orang, saya dan adik yang kedua agak mirip wataknya. Tapi yang ketiga ini masyaallah di luar dugaan. Anaknya suka ngebanyol dan ceplas ceplos. Ya memang apa yang dia katakan itu fakta, tapi kan gak semua kejujuran itu manis, Bro?!

Pernah waktu usianya mungkin baru empat tahunan, lebaran ya kami bersilaturahim ke rumah sanak saudara dan kerabat. Di salah satu rumah, kami disuguhi pisang emas yang kecil-kecil dan manis itu. Continue reading

Skill Perempuan

IMG_20190725_122145Aku ingat lekat pengajaran bapakku yang selalu bilang, “Perempuan itu harus serba bisa. Kalau kamu bisa, pelajari skill sebanyak-banyaknya. Walau sekarang belum tentu berguna, suatu saat pasti bermanfaat”.

Waktu itu aku masih gadis kecil kesayangannya, putri satu-satunya. Bahkan di usia belum sepuluh tahun, aku sudah tahu bagaimana cara menyolder sambungan kabel pakai timah leleh. Back to law, meski gak berguna waktu itu tapi nyatanya aku pernah mengajari teman-teman sekelasku menyolder sisa kain waktu kursus jahit. Dan setiap aku berhasil memetik hikmah di balik ajaran bapak, aku selalu menceritakan padanya hingga matanya berkaca-kaca bangga pernah mengajariku skill remeh temeh itu. Continue reading

Jomblo dan Kriteria Pasangannya

IMG_20170919_142303

Ada beberapa tipe jomblo:

  1. Jomblo selektif
  2. Jomblo tidak laku
    Yang paling ngeselin dan berbahaya adalah jenis yang ketiga: Jomblo yang tidak laku tapi selektif. 😱😂

Ya Allah, ampuni saya kalau keterlaluan bercandanya. 😂🙇

Tapi ini ada benarnya dan nyata. Beberapa kawan yang sedang jomblo saya tawari dengan jomblo lain yang menurut saya ‘worth it’. Tapi banyak sekali celahnya untuk bilang gak sreg. Padahal alasan dia minta dicarikan kenalan oleh saya karena sampai sekarang belum ada yang datang menanyakan atau menawarkan pinangan. Continue reading

Cemburu Isi Cinta

IMG_20170919_111032

Aisyah radhiyallahu anha bercerita tentang pengalamannya.

“Belum pernah kutemukan seseorang yang pandai memasak seperti Shafiyah. Ia memasak makanan bagi Rasulullah ketika beliau di rumahku. Sebelum Rasulullah memegang makanan itu, aku merebutnya. Dan karena kecemburuanku yang teramat besar, makan kubanting makanan berikut tempatnya hingga hancur berantakan”… Continue reading

Hikmah Kesabaran

IMG_20170916_174154Beberapa hari yang lalu, paspor saya mendapat stempel imigrasi untuk pertama kalinya. Seharusnya ini adalah perjalanan saya dan Mas bersama-sama, namun qadarallah, kita hanya sebatas bisa merencanakan dan Allah yang menentukan akhirnya. Beberapa hari sebelum berangkat, Mas ada urusan yang mesti diselesaikan hingga penerbangannya ditunda hingga malam baru terbang. Jadilah kami terpisah belasan jam di negara yang berbeda.

Alhamdulillah pesawat landing sekitar jam 3.15 sore waktu setempat. Dan saya ngapain waktu nunggui Mas? Ya window shopping lah. 😂 Continue reading

Sibuk Menjadi Orangtua, (Jangan) Lupa Menjadi Kekasih

20200131_101739_0000

Dulu, setiap perjumpaan adalah debaran rasa yang membuncah. Untaian kata cinta selalu hadir sebagai pemanisnya. Seperti tidak ada yang lain saja di kepala.

Kini pembicaraan kita kian berat. Waktu dan obrolan tersita untuk memikirkan masa depan dan rencana panjang kita tentang anak-anak yang begitu cepat menumbuh, tentang tabungan yang tidak gendut-gendut atau sekedar pekerjaan yang tak selesai-selesai. Kepala kita berbeda, tentu isinya pun berbeda. Badan lelah, kadang amarah juga ikut bertingkah.

Continue reading

Belajar Etika di Pete-Pete

Sore tadi, langit Makassar mengguyur seantero wajah kota jadi basah. Saya baru saja keluar dari gedung Phinisi UNM untuk acara FSIN 2015. Semburat jingga yang biasanya menggelayut manja di ufuk barat, tidak nampak. Yang ada hanya awan gelap.

Sayangnya hujan hanya meniupkan hawa dingin kepada sensori kulit, bukan pada kepala dan pikiran kita. Emosi dengan gampang tersulut saat macet seperti ini. Sejak dari ujung Pettarani, macet parah. Semua kendaraan hanya maju 2 meter, lalu berhenti 2 menit. Begitu seterusnya. Perjalanan dari gedung Phinisi ke Unhas yang biasanya saya tempuh 45 menit, sore ini jadi hampir 2 jam lebih! Belum lagi di perempatan lampu merah Abdesir. Wouuh! Continue reading